Mencari sponsor untuk sebuah acara bukan hanya soal mengirim proposal sebanyak mungkin. Banyak proposal sponsorship ditolak bukan karena kesalahan mendasar dalam penyusunan proposalnya. Kesalahan kecil ini dapat membuat calon sponsor ragu, bingung, atau tidak melihat nilai dari kerja sama yang ditawarkan. Agar peluang mendapatkan sponsor semakin besar, berikut adalah kesalahan umum dalam proposal sponsorship yang perlu dihindari.
1. Menyamakan Proposal Sponsorship dengan Proposal Kegiatan
Ini adalah kesalahan paling sering terjadi. Banyak penyelenggara acara hanya mengirim proposal kegiatan, bukan proposal sponsorship. Akibatnya, calon sponsor tidak menemukan penawaran kerja sama yang mereka butuhkan.
Perbedaannya:
Proposal Kegiatan
Digunakan untuk menjelaskan rencana pelaksanaan acara, biasanya ditujukan kepada pihak internal atau pihak yang memberi izin. Isinya berfokus pada:
Latar belakang kegiatan
Manfaat dan tujuan acara
Rangkaian kegiatan
Rencana anggaran biaya
Peserta acara
Waktu & lokasi kegiatan
Tujuan: mendapatkan persetujuan atau dukungan internal
Proposal Sponsorship
Dokumen yang ditujukan khusus untuk mengajukan dukungan kepada sponsor, baik dalam bentuk dana, barang, maupun jasa. Isinya mencakup:
Deskripsi acara
Penawaran paket sponsorship
Bentuk kerja sama (uang/barang/jasa)
Manfaat yang didapat sponsor
Media promosi yang diberikan
Mekanisme & ketentuan kerja sama
Tujuan: menawarkan kemitraan yang saling menguntungkan
Jika proposal yang dikirim tidak memuat penawaran sponsorship, maka sponsor tidak memiliki alasan untuk berinvestasi dalam acara tersebut.
2. Kurangnya Pengalaman dan Reputasi Acara
Sponsor cenderung memilih acara yang memiliki rekam jejak baik dan terbukti mampu memberikan visibilitas bagi brand mereka. Ketika acara masih baru atau belum memiliki portofolio, sponsor bisa merasa ragu untuk terlibat.
Solusi:
Tampilkan data pendukung seperti:
Jumlah peserta (estimasi atau tahun sebelumnya)
Dukungan komunitas
Kredibilitas penyelenggara
Keunikan konsep acara
3. Target Pasar Tidak Jelas
Sponsor akan melihat apakah target audiens acara sejalan dengan target market brand mereka. Jika proposal tidak menjelaskan:
Segmentasi peserta
Usia peserta
Lokasi audiens
Perkiraan jumlah audiens
Maka sponsor tidak bisa menilai apakah acara tersebut relevan bagi mereka.
Solusi:
Sertakan profil audiens secara rinci dan mudah dipahami.
4. Konsep Acara Kurang Menarik
Sponsor membutuhkan alasan kuat untuk berinvestasi. Jika konsep acara terlalu umum atau tidak memiliki daya tarik khusus, maka sponsor cenderung memilih event lain yang lebih menjanjikan.
Solusi:
Sorot keunikan acara, value proposition, dan alasan mengapa acara tersebut patut didukung.
5. Minim Promosi dan Visibilitas
Acara tanpa strategi promosi yang jelas dapat membuat sponsor merasa tidak akan mendapatkan eksposur yang cukup. Minimnya visibilitas dianggap sebagai risiko investasi.
Solusi:
Cantumkan rencana promosi, seperti:
Aktivasi sosial media
Materi publikasi yang digunakan
Potensi reach dan engagement
Ini akan membantu sponsor melihat potensi exposure dari acara.
6. Tidak Menyediakan Manfaat yang Jelas untuk Sponsor
Sponsor tidak akan tertarik jika proposal hanya fokus pada kebutuhan penyelenggara. Mereka perlu tahu apa yang mereka dapatkan secara konkret dari investasi tersebut.
Contoh manfaat yang harus dijelaskan:
Brand exposure
Pemasangan logo di materi publikasi
Booth promosi
Penyebutan brand dalam acara
Aktivasi produk
Konten kolaborasi
Solusi:
Sertakan daftar manfaat yang spesifik, terukur, dan relevan dengan tujuan branding sponsor.
Ingin proposal sponsorship yang lebih profesional, rapi, dan mudah diterima sponsor? Proposal Studio siap membantu menyusun proposal sponsorship dengan desain menarik dan penawaran yang meyakinkan. Konsultasi GRATIS sekarang untuk hasil terbaik!
Hubungi kami via WhatsApp: +62 812-2683-1649
Follow @proposalstudio di Instagram untuk melihat portofolionya!